This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

27 June 2025

Lei Jun dan Xiaomi



Dari Jalanan ke Puncak Dunia: Kisah Inspiratif Lei Jun dan Xiaomi

Pada tahun 2011, sebuah video sederhana memperlihatkan seorang pria dengan penuh semangat turun ke jalan, menawarkan ponsel kepada orang-orang yang lewat. Pria itu bukan sales biasa. Ia adalah Lei Jun, pendiri Xiaomi—perusahaan teknologi yang kelak mengguncang dunia dengan produk-produk inovatif dan harga yang mengguncang pasar.

Video tersebut memperlihatkan bagaimana Lei Jun sendiri mengambil peran sebagai promotor, berdiri di jalanan, menunjukkan langsung keunggulan produk pertamanya: Xiaomi Mi 1. Tidak ada panggung megah, tidak ada influencer, tidak ada hype. Hanya seorang pendiri dengan tekad membara dan produk yang diyakininya bisa mengubah industri.

🔥 Awal Mula Xiaomi: Mimpi dan Tekad

Didirikan pada April 2010, Xiaomi lahir dari sebuah visi sederhana namun berani: membuat teknologi berkualitas tinggi dapat diakses oleh semua orang. Lei Jun dan tim kecilnya memulai perjalanan dari sebuah apartemen kecil di Beijing. Mereka percaya bahwa perangkat berkualitas tidak harus mahal, dan sistem distribusi harus dipangkas agar efisien.

Strategi "internet-first", penjualan langsung ke konsumen tanpa perantara, menjadi kekuatan utama Xiaomi. Dengan model bisnis ini, mereka mampu memangkas biaya distribusi dan pemasaran secara drastis, lalu mengalihkan fokus ke kualitas produk dan pengalaman pengguna.

📱 Xiaomi Mi 1: Produk Pertama yang Menjadi Fenomena

Ketika Mi 1 diumumkan, banyak yang skeptis. Siapa yang mau beli ponsel dari merek yang belum dikenal? Tapi Lei Jun tidak gentar. Ia percaya bahwa jika orang mencoba produknya sekali, mereka akan kembali. Ia benar.

Penjualan pertama Xiaomi menghasilkan 300.000 unit hanya dalam 34 jam. Produk mereka terjual habis secara daring. Tak butuh waktu lama, Xiaomi berubah dari startup tanpa nama menjadi pemain utama di industri smartphone Tiongkok.

🌍 Ekspansi Global dan Lini Produk

Setelah menaklukkan pasar domestik, Xiaomi mulai ekspansi ke India, Asia Tenggara, Eropa, hingga Amerika Latin. Mereka juga meluncurkan berbagai lini produk, dari smart TV, router, laptop, hingga perangkat IoT seperti lampu pintar, penyedot debu robotik, hingga smartwatch.

Dan Xiaomi tak berhenti di situ. Mereka kini masuk ke industri mobil listrik, dengan peluncuran SUV listrik Xiaomi SU7 yang langsung mencuri perhatian pasar dan meningkatkan nilai saham perusahaan secara signifikan.

💼 Dari Jalanan ke Forbes

Kini, pada tahun 2025, Forbes mencatat kekayaan Lei Jun mencapai US$35 miliar, menempatkannya sebagai orang terkaya kelima di Tiongkok. Sebuah pencapaian yang sangat jauh dari masa-masa ia berdiri di trotoar demi memperkenalkan produknya kepada publik.

Namun, Lei Jun tidak pernah melupakan akar perjuangannya. Ia kerap menyampaikan bahwa kesuksesan Xiaomi bukan hanya soal inovasi teknologi, tetapi juga soal kerendahan hati, kecepatan eksekusi, dan mendengarkan suara pengguna.

📚 Pelajaran dari Lei Jun untuk Generasi Muda

Perjalanan Lei Jun mengajarkan kita bahwa keberanian memulai, konsistensi, dan semangat melayani pengguna adalah fondasi sejati kesuksesan. Ia membuktikan bahwa seorang pemimpin tidak harus berada di balik meja besar, tetapi justru turun langsung, mendengar, berinovasi, dan memperjuangkan setiap produk seolah itu karya seni.


Dari trotoar Beijing ke daftar Forbes, Lei Jun dan Xiaomi telah menulis salah satu kisah paling inspiratif di era teknologi modern. Kisah yang mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang penuh persaingan, semangat dan integritas tetap bisa membawa kita ke puncak.



19 June 2025

Mahasiswa Fasilkom dan GitHub

Mahasiswa Fasilkom Narotama, Wajib Punya Akun GitHub! Ini Cerita Nyataku
Namaku Farhan, mahasiswa semester 4 di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama. Dulu aku pikir, selama bisa ngerjain tugas tepat waktu dan IPK nggak jeblok, hidupku aman-aman saja sebagai mahasiswa IT. Tapi semua berubah gara-gara satu momen sederhana di ruang kelas.

Waktu itu dosen kami, bilang:
> “Kalau kamu serius mau jadi profesional IT, mulai sekarang wajib punya akun GitHub. Bukan nanti, bukan pas lulus. Tapi sekarang.”

Aku pikir itu cuma nasihat biasa. Tapi setelah aku benar-benar mencobanya, aku sadar: GitHub itu bukan cuma ‘tempat nyimpen kode’. GitHub adalah kartu nama, CV, dan bukti nyata bahwa aku berkembang.

Di Fasilkom Narotama, Kita Nggak Hanya Belajar – Kita Berkarya

Sebagai mahasiswa Fasilkom Narotama, kita diajari banyak hal: mulai dari logika algoritma, pemrograman, jaringan komputer, sampai keamanan siber. Tapi sayangnya, semua itu sering hanya berakhir di harddisk laptop.

GitHub mengubah itu semua. Setiap tugas, proyek kecil, eksperimen Python, sampai latihan buat UAS – bisa kuunggah ke GitHub. Bukan untuk pamer, tapi sebagai bukti jejak belajar. Lama-lama, aku punya portfolio digital yang bisa kulihat sendiri perkembangannya.

Dari Tugas Kuliah Jadi Aset Profesional

Waktu aku ikut program magang kampus merdeka, salah satu hal yang ditanya oleh mentor perusahaannya adalah:

> “Ada GitHub-nya nggak? Boleh dilihat?”

Aku langsung kasih link GitHub-ku. Di sana mereka bisa lihat semua: tugas-tugas ReactJS, eksperimen jaringan, bahkan sisa-sisa skrip yang pernah kugunakan di kelas Keamanan Jaringan.

Itulah titik baliknya. Aku sadar, nilai IPK bisa jadi formalitas. Tapi GitHub adalah bukti kerja nyata.

Belajar Kolaborasi, Bukan Cuma Coding Sendiri

Di GitHub, aku belajar hal-hal yang nggak diajarin di kelas: bikin branch, merge, pull request, resolve conflict. Awalnya ribet, tapi makin lama, aku paham: dunia kerja IT penuh dengan kerja tim. Dan GitHub adalah “alat komunikasi” para programmer.

Apalagi saat ikut lomba internal fakultas dan ngoding bareng teman-teman. GitHub bikin kolaborasi makin rapi, terstruktur, dan profesional.

Dikenal, Diundang, Dihargai

Setelah beberapa bulan aktif upload project ke GitHub, aku mulai di-follow orang asing. Beberapa mahasiswa dari kampus lain juga DM untuk nanya tentang skrip-ku.

Ternyata dari Narotama, kita bisa menjangkau dunia. Cuma modal satu akun GitHub.

Kesimpulan: Mulai Sekarang, Jangan Nanti

Kalau kamu mahasiswa Fasilkom Narotama dan belum punya akun GitHub, hari ini saatnya. Daftar. Upload tugas pertamamu. Nggak harus sempurna. Tapi harus ada.

Karena nanti, saat kamu lulus dan masuk dunia kerja, pertanyaannya bukan lagi "Berapa IPK-mu?",
tapi "Mana bukti kamu pernah ngoding, belajar, dan berkontribusi?"

Dan jawabannya:
“Ini GitHub saya, Pak/Bu.”

Salam berkarya dari Lab Lantai E1.11!
📌 GitHub: tempat belajar yang nggak ada batas waktu.
📌 Fasilkom Narotama: tempat di mana kamu mulai membangun jejak digitalmu.

#FasilkomNarotama #GitHubMahasiswa #NarotamaMudaBerkarya #JejakDigitalIT #KuliahBukanCumaNilai

Kalau kamu butuh panduan bikin akun GitHub atau ingin mulai upload project, tinggal komentar di bawah ya. Kita belajar bareng 💻🔥

12 June 2025

Daftar Bacaan Wajib 2025 untuk AI Engineer

Pada akhir Desember 2024, Latent.Space merilis “The 2025 AI Engineer Reading List”, sebuah kurasi ~50 makalah, model, dan blog dari 10 topik utama AI. 

Setiap bacaan dipilih karena relevansi praktis untuk para AI engineer, dengan target satu bacaan per minggu selama setahun .

1. Frontier LLMs
Fokus pada arsitektur dan kemampuan model besar seperti GPT (GPT‑4.5+), Claude 3.5, Gemini 2.0, LLaMA 1‑3, Mistral, Mixtral, Pixtral, serta inovasi dari DeepSeek dan model MoE.
Termasuk studi perbandingan dan adaptasi model terbuka untuk keperluan industri .

2. Benchmarks & Evals
Makalah kunci: MMLU, GPQA, BIG-Bench, FrontierMath, ARC AGI challenge, serta MuSR dan LongBench untuk konteks panjang.
Membantu memahami kemampuan matematis & logika LLM dalam skala nyata .

3. Prompting, ICL & Chain of Thought
Meliputi teknik seperti few-shot, Chain‑of‑Thought, Tree of Thought, Prompt Tuning, dan Automated Prompt Engineering.
Ditambah panduan praktis oleh Lilian Weng, Eugene Yan, dan materi workshop dari Anthropic .

4. Retrieval-Augmented Generation (RAG
Inti: memahami IR tradisional (BM25, FAISS, HNSW), ditambah makalah RAG awal, MTEB benchmark, GraphRAG, RAGAS.
Pedoman praktis via framework seperti LlamaIndex & LangChain, serta diskusi RAG vs long context .

5. Agents
Fokus pada evaluasi SWE‑Bench dan implementasi agen multimodal.
Agen dianggap bukan sekadar tren tetapi arsitektur wajib di banyak aplikasi modern.

6. Code Generation
(Tidak dirinci dalam sumber, namun termasuk dalam daftar 10 topik utama.)
7. Vision
8. Voice
9. Image/Video Diffusion
10. Finetuning

Semua mencakup makalah teratas di masing‑masing sub-bidang, dengan fokus pada aplikasi nyata—mulai dari deteksi objek, pemrosesan suara, hingga model difusi dan teknik fine‑tuning efisien .

🛠️ Mengapa Ini Penting?
Praktis dan Ringkas: Dirancang untuk AI engineer sibuk—langsung ke inti, tanpa teori dasar yang berulang.

Luat dan Terkini: Meliputi tren terbaru tahun 2025, termasuk emergensi agen dan peningkatan RAG .

Arah Pengembangan: Menyoroti pergeseran fokus dari deploy/infrastruktur ke evaluasi kualitas, filosofi AI, dan peran agen sebagai norma .