Mahasiswa Hebat Selalu Tahu Alasan Mereka Kuliah
Belajar Makna “Start With WHY” ala Simon Sinek
Pernah nggak kamu merasa bingung kenapa sih kamu kuliah di sini?
Apakah karena disuruh orang tua? Karena ikut teman? Atau cuma karena “ya biar punya gelar aja”?
Kalau iya, kamu nggak sendiri.
Banyak mahasiswa baru yang datang ke kampus dengan semangat tinggi, tapi belum benar-benar tahu “mengapa mereka kuliah.”
Dan di sinilah pelajaran penting dari Simon Sinek — seorang penulis dan pembicara terkenal — bisa membantu kita menemukan arah.
Mulailah dari “WHY”, Bukan “WHAT”
Sinek bilang, orang hebat dan pemimpin sejati selalu mulai dari “mengapa”, bukan “apa.”
Mereka berpikir dari dalam ke luar:
WHY → HOW → WHAT
Contohnya, dua orang sama-sama kuliah di Teknik Informatika.
Yang satu bilang, “Saya kuliah biar cepat kerja di perusahaan besar.”
Yang lain bilang, “Saya kuliah karena saya ingin menciptakan sistem yang bisa membantu orang tua saya berjualan online.”
Siapa yang lebih punya arah jelas?
Tentu yang kedua. Karena dia tahu tujuan di balik tindakannya.
Pelajaran: Sebelum kamu sibuk mengejar IPK, organisasi, atau lomba, temukan dulu Why-mu. Itu yang akan jadi bahan bakar saat semangatmu turun.
Tujuan yang Jelas Menumbuhkan Keyakinan
Orang-orang nggak akan percaya pada apa yang kamu kerjakan, tapi pada alasan kamu melakukannya.
Kalau kamu punya visi yang kuat — misalnya ingin jadi ahli keamanan siber untuk melindungi data masyarakat — teman, dosen, bahkan rekan kerja akan lebih mudah percaya dan mendukungmu.
Tanya dirimu:
“Apa alasan paling dalam saya memilih dunia teknologi ini?”
Menemukan jawabannya mungkin butuh waktu, tapi prosesnya sangat berharga.
Dari Nilai Menjadi Aksi
“Nilai” bukan cuma tulisan di dinding atau kata-kata indah di bio Instagram.
Nilai itu keputusan yang kamu buat setiap hari.
Jadi kalau kamu bilang menghargai integritas, maka jangan tergoda untuk mencontek.
Kalau kamu bilang menghargai kerja sama, maka jangan tinggalkan teman satu tim saat tugas besar.
Konsistensi itulah yang membangun kepercayaan.
Orang akan menilai bukan dari apa yang kamu katakan, tapi dari apa yang kamu lakukan berulang kali.
Kepemimpinan Itu Soal Inspirasi, Bukan Jabatan
Banyak orang berpikir “pemimpin” itu berarti punya jabatan: ketua kelas, ketua himpunan, atau ketua proyek.
Padahal menurut Simon Sinek, pemimpin sejati adalah orang yang mampu menginspirasi, bukan memerintah.
Ketika kamu bisa membuat teman-temanmu percaya pada visi yang sama, mereka akan bergerak bersama — tanpa kamu harus memaksa.
Jadi, mulai sekarang, pimpinlah dengan inspirasi, bukan instruksi.
Jangan Kejar Hasil Instan
Nilai bagus memang penting, tapi jangan sampai mengejar hasil cepat membuatmu kehilangan arah.
Pemimpin hebat tidak berpikir jangka pendek. Mereka berpikir tentang dampak jangka panjang.
Tanyakan ke diri sendiri:
“Apakah keputusan ini akan mendekatkan saya pada tujuan besar saya, atau hanya menyenangkan sesaat?”
Akhiri dengan “Why” yang Kuat
Pada akhirnya, Why adalah kompas hidupmu di kampus.
Ia yang akan menuntunmu ketika kamu lelah, bingung, atau bahkan gagal.
Kamu bisa ganti jurusan, ganti teman, atau ganti hobi — tapi selama kamu tahu Why-mu, kamu nggak akan kehilangan arah.
Kesimpulan
Mahasiswa hebat bukan yang paling pintar, tapi yang paling tahu kenapa dia belajar.
Jadi, sebelum kamu menulis target IPK atau mimpi kariermu, tulis dulu satu kalimat sederhana:
“Saya kuliah di sini karena saya ingin …”
Dan dari sanalah perjalananmu yang sebenarnya dimulai.
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.